Ketika Anak Bilang “Nanti
Dulu” untuk Sholat
By Lukluk Kholishoh
Seharian ini
keluarga kecil kami disibukkan dengan aktivitas rewang (masak memasak dan
persiapan hajatan) seharian di rumah eyangnya anak-anak. Anak-anak asyik
bermain bersama teman da
Setibanya di
rumah, saya langsung mengajak anak-anak untuk menunaikan sholat maghrib. Saya
dan si Sulung langsung mengambil air wudzu. Pas mau ke dalam, saya lihat si
bungsu malah asyik bermain lego. Waduuh, sungguh menguji kesabaran saya inih.
“ Anak
sholeh, ayo sholat maghrib berjama’ah dulu yuuk,” Kataku dengan pelan berusaha
membujuknya.
“ Nanti
dulu, Ma. Sebentar lagi,” jawabnya.
Wah. Kayaknya
salah satu jurus komunikasi produktif harus dikeluarkan nih. “Novan sayang,
kalau kamu sholat maghrib berjamaah bareng mama, papa, dan kak Kata, kamu akan
mendapat pahala lebih banyak daripada sholat sendirian. Nah, besok kita masuk
surganya juga bareng-bareng. Kalau kamu sholatnya nanti-nanti, disamping kamu Cuma
dapat pahala sedikit, kamu nanti juga akan ketinggalan aktivitas mengaji nanti.”
Aku lihat
Novan sedikit berpikir. “ Baiklah. Tapi ditemani mama, ya,wudzunya.”
Akhirnya
kami berempat sholat berjama’ah bersama-sama. Setelah sholat maghrib. Kebetulan
sekali surat pendek yang kami kaji adalah surat An-Nazi’at. Di mana ada bahasan
tentang pada hari kiyamat, di mana ada orang-orang yang hatinya merasa
ketakutan dan matanya tertunduk. Nah, akhirnya kami masukkan bahasan tentang
orang-orang yang takut itu adalah orang yang kurang amalannya dan amalan yang
pertama dihisab adalah sholat. Kalau sholatnya sudah bagus,maka semuanya juga
dianggap bagus.
Alhamdulillah.
Paginya anak-anak lebih mudah dibangunkan untuk sholat subuh. Oh,iya.Komunikasi
produktif yang saya pakai adalah memberikan pilihan, bukan perintah sehingga
anak akan belajar mengenai konsekuensi akan tiap langkah yang dipilihnya.
# Hari 5
# Tantangan
10 hari
# Kelas
Bunsay IIP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar