Part 4: Mengenalkan
Infak dan Sedekah
Pada hari ini,
target utama saya adalah menngenalkan anak-anak mengenai infak dan sedekah.
Sepulang dari berjualan di pasar, saya kemudian menghitung uang hasil jualan
pagi ini. Tak banyak, tapi Alhamdulillah cukup dan semoga berkah.Sengaja saya
keraskan suara saya saat memplot-plotkan uang tadi.
“Kemarin, beli
gula Rp 33.000,00, yang ini untuk beli kedelai, karet dan plastiknya ini. Nah,
ini uang untuk infaknya yang ini untuk ditabung,”lalu kuambil selembar uang
untuk kumasukkan ke dalam stoples yang memang digunakan untuk menyimpan uang
infak keluargaku setelah mendapatkan rizki.
“Ma, kenapa
kita harus infak to Mak?” Tanya adik.
“Karena dalam
setisp rizki yang Allah berikan itu ada haknya orang lain di dalamnya Dek.
Untuk membersihkannya, kita harus menyisihkan infaq.”
“Lalu, apa
bedanya dengan sedekah?”tanyanya lagi.
“ Besaran
infaq itu telah ditentukan dan wajib ditunaikan segitu..namun untuk sedekah
besarannya seikhlas kita. Oh..ya, sedekah itu besok akan menjadi tabungan kita
di akhirat lho…Ketika kita mati nanti kita tidak akan membawa apa-apa, maka
yang akan jadi harta kita nanti di akhirat ya harta yang telah kita sedekahkan
itu,” jawabku,” Oh,ya…adik kemarin dapat rejeki bukan? Sudah diinfaqi?”
Kemudian
bersama-sama kami menghitung berapa besaran infaq yang harus adek keluarkan
dari rizki yang Allah berikan sehabis lebaran lalu melalui sanak saudara
kami..ya..uang pesangon.
#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar