Minggu, 29 Juli 2018

masak bareng anak

Creative Banana Cooking



Saat diberikan pisang kepok matang oleh nenek kami bingung ingin diolah seperti apa. Akhirnya tercetuslah ide kreatif dari si Adik. Kali ini kami membuat pisang keju spesial.
Target utama adalah memperkenalkan pada adik bahwa ketika kita mengolah sesuatu yang kelihatannya sepele namun dengan cara yang kreatif maka akan menambah nilai dari hasil olahan tersebut.
Bahan yang kami perlukan adalah pisang kepok matang, keju, minyak goreng dan tepung terigu. Cara pembuatannya yaitu setelah pisang dikupas dan diiris tipis, maka larutkan tepung terigu dengan sedikit air . Panaskan minyak. Celupkan pisang ke dalam adonan lalu goreng dengan minyak panas di atas api sedang. Setelah berwarna kuning keemasan segera angkat. Setelah dingin, gulung-gulung pisang 2 lembar menjadi 1 gulung. Beri atasnya dengan keju parut. Bisa ditambahkan Kental manis coklat bila suka.
Alhamdulillah kami bisa melakukannya dengan senang hati dan lumayan berhasil .

#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayIIP
#thinkcreative



Kamis, 12 Juli 2018

part 10

Part 10: Si Kakak dan Rencana Bisnis Motor Mainan 


Di hari yang ke sepuluh ini, target kami adalah menentukan bagaimana sebuah usaha dimulai? Pertama saya menanyakan kepada kakak, apa yang dia senangi. Dia senang mengotak atik sesuatu hingga akhirnya dia juga senang mengumpulkan korek gas bekas lalu dibongkar dan dirakit menjadi mini motor seperti ini. Masih sederhana memang tapi ide tersebut yang mahal sehingga saya terus mendukungnya. 
Rencananya motor2an tersebut akan ditawarkan pada teman sekolahnya ketika sudah masuk sekolah lagi nanti. Per biji akan dihargai Rp 5.000,- .
Sengaja saya tidak memberikan masukan atau pun kritik pada produknya tersebut agar dia bisa menemukan sendiri dan learning by doing.

#Level8
#Tantangan10Hari
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial

Rabu, 11 Juli 2018

part:9

PART 9: APAKAH ANAKKU BERBAKAT SELLING?

Masih kuingat jelas moment AHA yang aku tangkap dari kakak dan adik. Saat itu pas jamannya anak2 perempuan suka sekali mengoleksi pembatas buku. Si adik punya inisiatif setiap pembatas yg didapatnya coba ia tawarkan pada teman2 perempuannya. Walhasil laku keras. Jadi deh adik pengen lagi beli dan dijual. Namun ternyata finishingnya yang kurang tepat. Uang hasil penjualannya dipakai untuk jajan..hi..hi..
Yang kedua kalinya ia berjualan pembatas buku, ia sudah mulai tahu bahwa uang hasil penjualannya harus ia sisihkan untuk beli lagi besok.
Beda lagi ceritanya dengan si Kakak yang semangat jadi reseller sari kedelainya mamak dalam kemasan cup 1500 an. Sepulang sekolah ketika mamak tanya,"Gimana kak, sari kedelai cupnya laku?"
"Alhsmdulillah habis mak,"jawabnya.
Ketika ia menyerahkan usng hasil penjuslan kepada saya saya tanya,"Lho kok cuma segini?"
"Sebenarnya tadi ada 2 yang aku kasihkan ke temenku. Kasihan dia mak, nggak bawa uang jajan."
Emaknya hanya bisa geleng-geleng sambil bersyukur..

#Level8
#Tantangan10Hari
#KuliahBunSayIIP
#CerdasFinansial



Selasa, 10 Juli 2018

part 8

Part 8: Menjadi Asistant Mamak

Pagi ini anak-anak masih liburan sekolah. Liburan panjang ini merupakan kesempatan bagi kami untuk lebih dekat dan sering ngobrol dan main bareng. Hari ini sakata dan Novan ikut pergi ke pasar karena bapaknya sedang ada tanggungan kerjaan.
Di pasar mereka membsntu mamaknya ini memasarkan sari kedelai. Saya yang membungkus dan packing, lalu anak-anak yang mengantarkannya kepada pelanggan. Sebagai apresiasi saya beri mereka upah.
Sepulang dari pasar, si Adik memasukkan uang pemberianku tadi ke dalam celengan yang tempo aku belikan.
"Mak, besok lagi Novan mau jadi asistant mamak ya...", kata si Adek.

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial






Senin, 09 Juli 2018

part 7


Part 7: Kebutuhan dan Keinginan

“Mak, aku kepingin beli lego,” rengek si Adik beberapa kali. Namun tidak serta merta aku kabulkan keinginan itu. Hingga pernah beberapa kali terdengar seusai sholat dia berdo’a “Ya Allah..mudah-mudahan engkau beri rizki yang banyak pada mamak dan bapak sehingga bisa membelikan aku lego Ya Allah..”
Aku tersenyum-senyum sendiri mendengarnya sekaligus senang karena dia telah paham bahwa rizki itu datsngnya dari Allah. Hingga pada akhirnya saat ini dia sedang memegang uang sendiri. Di saat-saat seperti inilah rawan sekali godaan untuk membeli mainan bagi anak-anak.Hari ini keinginan untuk membeli lego itu muncul lagi. Namun kali ini lain, Allah telah memberikan rizki langsung kepadanya.
Kami akhirnya berdiskusi apakah lego itu sebegitu pentingnya..bagaimana dengan helm. Saat ini adik sering pergi dengan mamak tanpa mengenakan helm karena helmnya sudah rusak. Kami akhirnya berdiskusi tentang kebutuhan dan keinginan.
Helm tersebut merupakan kebutuhan. Kebutuhan itu sifatnya penting untuk dimiliki sehingga ada kerugian tertentu apabila tidak memilikinya. Lego merupakan sebuah keinginan. Apabila tidak memiliki lego masih bisa diganti dengan mainan lainnya.
Finally, adik memilih untuk membeli helm saja daripada lego.

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial


Minggu, 08 Juli 2018

part 6


Part 6: Mengenalkan Pencatatan Keuangan Sederhana



Setelah menerima materi tentang kecerdasan finansial, rasanya seperti menyesal tidak sedari dulu belajar untuk cerdas finansial dan membuat catatan atas pemasukan dan pengeluaran dalam keuangan keluarga. Hal ini yang memotivasiku untuk mengenalkan tentang pencatatan keuangan sederhana pada anak-anak sedari dini agar mereka terbiasa mengontrol arus uang masuk dan keluar.
Target hari ini adalah belajar bersama anak-anak tentang format sederhana dalam mencatat uang masuk dan keluar.
ü  Pertama-tama menjelaskan pada anak-anak tentang pentingnya membuat catatan keuangan agar kita bisa mengontrol uang masuk dan keluar. Tanpa membuat catatan keuangan kadang kita tahu-tahu  kok uangnya sudah habis saja ya…
ü  Kedua aku beri contoh format keuangan yang biasa digunakan untuk mencatat uang masuk dan keluar secara sederhana dan mudah dimengerti oleh anak.
ü  Ketiga memeriksa berapa jumlah uang yang sedang anak-anak pegang saat ini. Menjelaskan di manakah jumlahnya harus dituliskan.
ü  Keempat, aku bilang ke anak-anak, “ Nah, setelah kakak dan adik mengerti , besok-besok lagi kalau kalian berdua dapat uang atau belanja sesuatu boleh dicatat di sini, ya..agar nantinya kita tahu uang itu untuk apa saja.”
Semoga kami bisa istiqomah dalam membuat catatan keuangan ini.

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial










Sabtu, 07 Juli 2018

target tertunda



Part 5: Target yang Tertunda


Setiap hari ada target yang harus saya capai dalam rangka menuntaskan tantangan 10 hari ini. Namun target untuk hari ini rupanya belum dapat tercapai. Target hari ini adalah mengenalkan anak pada pencatatan / dokumentasi finansial melalui pembukuan sederhana. Mengenalkan istilah pendapatan, pengeluaran, dsb.
Hari ini sudah 2 hari aku kedatangan tamu bulanan dan Alhamdulillah masih diberikan kenikmatan oleh Allah merasakan sakit perut dan pusing kepala. Rasanya agak lain dengan biasanya.Emosi pun kurang stabil. Si Kakak ijin berlibur ke tempat mbah dan baru sore tadi saat kondisiku sudah mendingan aku menjemputnya. Semoga esok hari target ini bisa terlaksana dengan baik.

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial


Jumat, 06 Juli 2018

Mengenalkan Infak dan Sedekah



Part 4: Mengenalkan Infak dan Sedekah



Pada hari ini, target utama saya adalah menngenalkan anak-anak mengenai infak dan sedekah. Sepulang dari berjualan di pasar, saya kemudian menghitung uang hasil jualan pagi ini. Tak banyak, tapi Alhamdulillah cukup dan semoga berkah.Sengaja saya keraskan suara saya saat memplot-plotkan uang tadi.
“Kemarin, beli gula Rp 33.000,00, yang ini untuk beli kedelai, karet dan plastiknya ini. Nah, ini uang untuk infaknya yang ini untuk ditabung,”lalu kuambil selembar uang untuk kumasukkan ke dalam stoples yang memang digunakan untuk menyimpan uang infak keluargaku setelah mendapatkan rizki.
“Ma, kenapa kita harus infak to Mak?” Tanya adik.
“Karena dalam setisp rizki yang Allah berikan itu ada haknya orang lain di dalamnya Dek. Untuk membersihkannya, kita harus menyisihkan infaq.”
“Lalu, apa bedanya dengan sedekah?”tanyanya lagi.
“ Besaran infaq itu telah ditentukan dan wajib ditunaikan segitu..namun untuk sedekah besarannya seikhlas kita. Oh..ya, sedekah itu besok akan menjadi tabungan kita di akhirat lho…Ketika kita mati nanti kita tidak akan membawa apa-apa, maka yang akan jadi harta kita nanti di akhirat ya harta yang telah kita sedekahkan itu,” jawabku,” Oh,ya…adik kemarin dapat rejeki bukan? Sudah diinfaqi?”
Kemudian bersama-sama kami menghitung berapa besaran infaq yang harus adek keluarkan dari rizki yang Allah berikan sehabis lebaran lalu melalui sanak saudara kami..ya..uang pesangon.

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial




Kamis, 05 Juli 2018

Mengajak anak berjualan



Part 3: Ikut Mamak Jualan di Pasar Gesing


Hari ini sekolah anak-anakku masih libur pasca lebaran dan libur kenaikan kelas. Rencananya mereka mau ikut emaknya ini jualan di pasar tradisional. Sejak malam kami sudah membuat berbagai kesepakatan tentang berbagi peran sehingga besok mereka bisa ikut berjualan ke pasar. Sejak dulu mereka akan sangat senang bila kuajak berjualan.
Pukul 05.00 pagi Kakak sudah bangun sendiri , mengambil air wudzu kemudian sholat subuh. Setelah itu dia membangunkan adiknya. Saat aku dan bapaknya anak-anak membungkusi susu kedelai, si Adik membantu menjaga sari kedelai yang masih di atas kompor supaya tidak pecah dan si Kakak mencuci piring kotor.
Alhamdulillah semua tugas sudah selesai dilakukan bersama-sama. Ketika mau naik motor…masyaallah..ternyata motornya tidak muat untuk kami bertiga dan barang dagangan. Akhirnya Anak-anak memutuskan untuk berjalan kaki menuju pasar yang jaraknya sekitar satu kilometeran. Sedangkan aku mengikutinya dari belakan sambil memboncengkan barang dagangan yang berupa susu kedelai itu dengan box.
Setibanya di pasar, mereka menuju tempatku biasa berjualan. Si Kakak membantu melayani pembeli. Adik mengamati emaknya ini bertransaksi jual beli, menerima uang hasil pembelian dan memberi kembalian. Setelah selesai berjualan, anak-anak aku berikan kebebasan untuk membeli jajanan pasar sendiri dengan uang Rp 10.000,00 yang kuberi sebagai apresiasi mereka telah membantuku. Aku mengamati mereka dari kejauhan. Mereka menuju seorang penjual tahu goreng crispy.
“Kalian jadinya beli apa? Mak penasaran nih..” tanyaku pada mereka saat mereka kembali.
“Beli tahu, Mak. Adik kan seneng banget sama tahu goring crispy.” Jawab si Kakak.
“ Masih sisa ini uangnya..” kata si Kakak,”endi..dhek?”
Si Adik lalu menyodorkan uang Rp 5.000,00 an padaku. “Alhamdulillahi jaza kumullahu khaira..”
Karena hari mulai siang dan Alhamdulillah susu kedelai sudah habis, maka kami pulang. Nah…baru pulangnya ini kami bisa berboncengan bertiga dengan kakak yang menenteng box wadah susu kedelai.

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial

Rabu, 04 Juli 2018

Pentingnya Menabung

Pentingnya Menabung



        Di hari ke dua challenge game level 8 ini, target utama saya adalah menanamkan pada anak akan pentingnya menabung. Selama ini menabung hanya dilakukan apabila dapat sangu yg nominalnya lumayan saja dan baru dimasukkan sudah diintap intip saja. Kalau tidak ya mengumpulkan uang receh.
       Hari ini aku beri hadiah mereka sebuah kotak tabungan. Kami berdiskusi tentang pentingnya menabung. Aku bertanya pada mereka sebenarnya mengapa sih kita perlu menyisihkan sebagian uang kita untuk ditabung? Si Kakak menjawab supaya bila suatu saat yang tak terduga kita membutuhkan uang ada yang dijagakan dan kalau kepingin sesuatu suatu saat nanti bisa beli dengan tabungan tersebut. Rupanya mereka telah mulai mengerti tentang pentingnya menabung.
        Si Adik yang paling bersemangat karena telah menetapkan mimpinya kalau-kalau simpanannya sudah penuh nanti. Si Kakak cenderung lebih slow dan lebih longgar kalau masalah uang. Bahkan Kakak sering nomboki ketika belanja dan uang Emaknya kurang.


#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial

Selasa, 03 Juli 2018

Mengenalkan Konsep Rejeki Pada Anak



Part 1: Mengenalkan Konsep Rejeki Pada Anak

Kali ini materi pada kelas Bunda Sayang memasuki materi ke-8, yaitu mengenalkan Kecerdasan Finansial pada anak.Materi ini membuatku tersadar bahwa selama ini aku pun, seorang ibu dan isteri yang belum cerdas dalam mengelola finansial. Untuk itu kami belajar bersama-sama untuk membenahi management finansial yang selama ini terkesan “let it flow” itu.
Pada hari pertama target utama kami adalah mengenalkan konsep rejeki pada anak-anak. Why? Sebelum mengarah pada hal-hal yang bersifat administrative mengenai finansial, hal mendasar yang harus dipahami oleh anak-anak adalah tentang konsep rejeki.
Waktu yang kami pilih untuk berdiskusi santai mengenai rejeki ini adalah sehabis sholat maghrib ketika kami berkumpul dan setelah anak-anak selesai berdo’a.
“Ketika berdo’a, apa yang adik minta kepada Allah?” tanyaku pada Novan, anak keduaku.
“Ya Allah, muga2 mamak bapak njenengan paringi rejeki ben kula saget tumbas helm anyar Ya Allah..,”jawab Novan.
Helm milik Novan memang sudah tidak bisa dipakai lagi sehingga dia sering merengek minta dibelikan helem baru. Namun hal tersebut tentu saja tidak serta merta langsung kami penuhi.
Dari situ saya mulai paham bahwa Novan masih menganggap bahwa rejeki itu ya wujudnya berupa uang. Kemudian aku jelaskan pada anak-anak bahwa selama ini Allah telah melimpahkan banyaak sekali nikmat dan rejeki Nya pada kami. Kami bisa makan setiap hari, ada nenek dating dan memberi makanan, kesehatan, itu semua juga termasuk rejeki. Masih bisa bernapas dengan normal pun adalah rejeki yang tak terkira besarnya.
Lalu si Kakak menimpali “ Bisa kencing pun berarti juga rejeki, Mak?”
“Betull sekali kak..” jawabku “Coba bayangkan, kalau kita tidak bisa kencing, berapa banyak uang yang harus kita keluarkan untuk berobat, betapa sakit rasanya.”
Anak-anak mulai paham bahwa rejeki itu tidak harus melulu berwujud uang yang bisa dibelanjakan. Alhamdulillah, target untuk hari ini bisa dikatakan sudah tercapai. Semoga next day diberikan kemudahan dan kelancaran dalam mengenalkan cerdas finansial pada anak-anak ini.

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial

My Passion Project

 My Passion Project Tinggal di kota Hexagon berarti siap menerima tantangan karena warganya produktif, kreatif dan solutif. Salah satu tanta...