Membangun Komitmen Bersama Mentor
Dalam sebuah hubungan, komitmen itu sangat
diperlukan. Termasuk dalam hubungan program mentorship ini. Kejelasan mau di
bawa kemanakah hubungan antara mentor dan mentee supaya tercapai goal yang
telah ditetapkan. Apakah hubungan ini akan diteruskan, atau mungkin harus
berhenti.
Mentor, orang yang mempunyai keahlian
dalam bidang tertentu dan memberikan bimbingan kepada mentee, yaitu orang yang
ingin menguasai bidang tersebut. Apabila dirasa hubungan mereka dapat
mengantarkan keduanya menuju goal yang ingin dicapai selama proses menthorship,
maka sudah selayaknya untuk diteruskan. Seorang mentor bukan berarti harus
memberitahu apa saja yang harus dilakukan oleh mentenya untuk menguasai skill
tersebut. Namun seharusnya mentee lah yang secara aktif mencari tahu ilmu yang
diperlukan untuk dapat menguasai skill tersebut entah itu dari mentor atau pun
dari sumber lain lalu dikonfirmasikan pada mentor. Jadi kurang tepat apaboila
mentor terus menerus “menyuapi” mentee.
Saya bersyukur karena bertemu dengan
mentor yang tepat untuk skill yang ingin saya kuasai. Ilmu yang saya pelajari
dalam mentorship ini adalah menejemen waktu. Komunikasi antara saya dan mentor
selama ini lumayan intens meskipun tidak setiap hari. Namun ketika berkomunikasi
topik pembicaraan kami selalu bermakna. Mbak Akhlis dengan sabar memberikan
umpan kepada saya dan saya jadi tertarik untuk mengetahui hal-hal baru.
Misalnya saja saat beliau membicarakan tentang sadar napas, saya jadi mencari
tahu materi yang dulu pernah saya dapat tentang sadar napas dari Mbak Afa.
Tentang assertif skill yang ternyata berhubungan dan berpengaruh pada menejemen
waktu, saya juga jadi belajar tentang assertif skill.
Insyaallah proses selanjutnya yang
diperlukan adalah bagaimana menjalani hari- hari dengan menejemen waktu yang
baik dan bisa konsisten melakukannya. Saya bahagia menjalani proses ini. Semoga
bisa istiqomah.
#jurnalke4
#tahapkupukupu
#kuliahbundacekatan
#buncekbatch1
#intitutibuprofesional