Senin, 11 Desember 2017

hari#10 melatih Kemandiran





Mandiri Mencari Solusi #3
( Saat Tidak Ada Piring Bersih)
 
         Siang ini, aku seharian rewang di tempat saudara dan baru pulang setelah jam 4 sore. Anak-anak juga ikut. Jadi, kondisi badan capek dan rasanya kurang semangat untuk melakukan aktivitas.
Si Kakak ingin makan dan menuju dapur. Aku tahu bahwa piring-piring di dapur masih belum dicuci, namun memang sengaja aku biarkan. Kesepakatan kami adalah piring dan gelas hanya berjumlah 4 yang ada di luar atau dipakai sehari-hari. Jadi, kamipunya tanggungjawab untuk mencuci piring kotor kami sendiri- sendiri.
        Ternyata, inisiatif Si Kakak untuk mencuci piring muncul. Bukan hanya piringnya sendiri, namun semua piring dan gelas yang kotor dia cuci. Mungkin dia juga tahu kalau emaknya ini sedang capek.
        Sebagai orang tua, kadang kita terlalu sering untuk cepat-cepat mengatasi kesulitan yang dihadapi anak-anak kita. Namun pada kenyataannya, anak-anak kita akan belajar dari kesulitan-kesulitan tersebut untuk bekalnya di kehidupan nanti.

#Hari Ke 10
#Tantangan 10 hari
#Level 2
#Kuliah BunsayIIP
#Melatih Kemandirian

Hari#9 Melatih Kemandirian



Mandiri Mencari Solusi #2

Sore itu kami sekeluarga kumpul ngobrol bareng. Aktivitas seperti ini sebisa mungkin kami lakukan untuk sekedar membangun sebuah forum keluarga kecil kami. Namun ternyata ada kendala di dalamnya. Ada perselisihan antara Mas dan Adik.
“ Ma, Ma. Mas Sakata itu mulai duluan Ma,”kata si Adik mendekatiku mulai mencari bala bantuan.
“ Sing mulai ki siapa? Adik itu lho Ma, yang suka usil,” bantah Sang Kakak.
Mendengar pengaduan mereka berdua, aku mencoba untuk tetap waras dan berada di pihak tengah. Pertengkaran ini memang kadang terjadi diantara mereka berdua. Awalnya mungkin hanya bercandaan, lalu candaannya melewati batas. Akhirnya ada yang tidak suka dengan candaan tersebut, jadilah pertengkaran. Jarak umur mereka yang terpaut hanya 2 tahun mungkin juga bisa jadi salah satu factor penyebabnya.
“ OK. Mama yakin kalian masih bisa menyelesaikan pertengkaran ini sendiri. COba kalian berdua di sudut sana dan bicarakan baik- baik bagaimana cara menyelesaikan pertengkaran ini.” Jawabku atas aduan mereka.
Mereka lalu tidak mengadu lagi padaku. Akhirnya pun mereka berdamai, saling berjabat tangan. Mungkin merasa aduannya tidak mempan kali ya. Sekarang aku mulai melatih anakku untuk tidak segera memberikan bantuan saat mereka sedang berada dalam suatu masalah. Semoga sedikit tulisan ini bisa bermanfaat.

#Hari Ke 9
#Tantangan 10 hari
#Level 2
#Kuliah BunsayIIP
#Melatih Kemandirian

Sabtu, 09 Desember 2017

#hari 7 melatih kemandirian



Belajar Mencari Solusi Sendiri

Aktivitas pagi memang menjadi rutinitas yang cukup padat bagi setiap rumah tangga, termasuk di rumahku. Pasalnya, setiap dari kita pasti mempersiapkan segala sesuatu untuk hari itu. Ceritanya, pagi tadi , ketika kami, aku dan suamiku sedang sibuk membungkusi susu kedelai untuk dijual, mas sakata tetiba bertanya pada kami.
“ Ma, Pa,apakah kalian melihat seruling milikku?”
“ Enggak”, jawab papa.
“ Mama juga tidak lihat, sayang. Coba , terakhir mama lihat di meja belajar adik.”imbuhku.
Mas Sakata lalu masuk lagi ke dalam ruang utama. Lama sekali mas sakata tidak muncul-muncul lagi. Dalam hati aku ikut berfikir kasihan padanya. Ingin rasanya ingin membantunya mencari supaya cepat ketemu. Namun fikiranku itu aku tunda karena teringat sebuah pesan bahwa biarkan anak mengambil pelajaran akan setiap kejadian yang dilaluinya.
Ya, jangan selalu mengulurkan bantuan pada anak setiap kali membutuhkan. Jangan selalu berikan kemudahan pada anak. Bahkan Renald Kasali pernah berkata bahwa salah satu kesalahan terbesar orang tua yang akan mempengaruhi masa depan anak adalah orang tua terlalu mudah kasihan dan membuat segala sesuatunya menjadi mudah untuk anak.
Setelah lama, muncullah kedua anakku yang sudah memakai sepatu dan lengkap dengan peralatan sekolah mereka. “ Apakah serulingnya sudah ketemu?” Tanya papa.
“ Belum” jawab mas Sakata dengan lesu.
Papa akhirnya mengantar mereka sekolah. Aku melanjutkan membungkus susu kedelai sendirian. Setelah beberapa menit, Papa belum juga pulang. Tak seperti biasanya papa selama ini mengantar anak-anak ke sekolah mereka. Akhirnya, setelah sekian lama, datanglah Papa. Sepertinya Papa sudah tidak sabar ingin bercerita padaku.
“ Tahu nggak Ma, ternyata tadi Mas Sakata sudah punya solusi sendiri untuk serulingnya. Akhirnya dia mampir beli deh di Toko Pak Hari. Pake duit tabungannya.” Jelas suamiku dan aku lihat sinar bahagia di kedua matanya atas pencapaian anaknya tersebut. Dalam hati aku juga bahagia. Every kid is a superstar in his or her parents’ heart.


#Hari Ke 7
#Tantangan 10 hari
#Level 2
#Kuliah BunsayIIP
#Melatih Kemandirian



My Passion Project

 My Passion Project Tinggal di kota Hexagon berarti siap menerima tantangan karena warganya produktif, kreatif dan solutif. Salah satu tanta...